HOT NEWSMETRO BOGOR

Keluarga Pasien Mengeluh, Biaya Perawatan Diduga  Direkayasa Oknum RSUD Karya Bakti  Bogor

22 Views
Ependi Ahmad saat dirawat

BOGOR, NEWSMETRO.CO – Ibarat sudah jatuh tertimpa  tangga pula. Itulah kira – kira yang dialami Ependi Ahmad seorang kakek miskin (85 Thn) warga Kampung Kreteg, RT. 003/RW.002 Kelurahan, Padasuka, Kecamatan Ciomas,    Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kakek ini diduga adalah salah satu dari sekian pasien yang menjadi korban kelalaian manajemen RSUD Karya Bakti Kota Bogor, Selasa (12/05/2020) lalu.

Informasi  yang diproleh NEWSMETRO.CO,  Minggu pagi (10/05/2020) kakek yang  tinggal seorang diri ini  mengalami gangguan kesehatan pada bagian perut (Buang Buang air besar).

Prihatin dengan  kondisi kakek itu, melalui telepon seluler, warga setempat kemudian menghubungi salah satu putranya  di wilayah Kecamatan Ciomas untuk kemudian membawa berobat ke RSUD Karya Bakti Kota Bogor.

Ependi Ahmad saat di UGD

Saat setelah dilakukan tindakan medis oleh dokter  UGD, lantas kakek tersebut dipindakan ke ruangan Dahlia (kelas 2)  untuk menjalani perawatan lanjutan.

Dua hari usai  menjalani perawatan, Selasa siang (12/05/2020),  oleh tim medis    kakek  ini  di-ijinkan pulang.

Namun alangkah kagetnya keluarga pasien ini,  setelah melihat biaya perawatan yang awalnya diperkirakan  hanya berkisar 1 Jutaan, ternyata membengkak hingga  Rp. 3.100. 000.

Pembayaran sebesar itu, tentu membuat keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan ini merasa sangat berat.

Namun setelah dikoreksi, pembayaran yang semula Rp. 3.100.000 turun  menjadi Rp. 2.913.539. Pihak  RSUD beralasan karena ada obat yang tidak  dipakai.

Anehnya lagi, setelah dibayar, lagi – lagi kembali terjadi  pembengkakan, yang  semula hanya  Rp. 2.913.539  menjadi Rp.  2.937.674. Dengan begitu terjadi perbedaan antara Rincian Biaya Pengobatan  dengan kwitansi pembayaran.

Ironisnya lagi, padahal selama perawatan diakui oleh pasien  dan keluarga yang menunggunya tidak pernah  menggunakan Oksigen, namun dimasukkan didalam Rincian  Pembayaran Pengobatan sebesar Rp. 330.000.

BACA JUGA  ZAMRA Komitmen Bangun Bangkep

Akibat ulah oknum RSUD Karya Bakti yang diduga merekayasa hingga membengkaknya biaya pembayaran, kakek tersebut mengalami kerugian sebesar Rp. 330.000 (pembayaran Oksigen)  ditambah selisi pembayaran Rp. 24.135. Jadi total kerugian keseluruhannya senilai Rp. 354.135

Beruntung    obat  yang tidak terpakai  senilai Rp. 162. 326  batal dimasukan didalam tagihan pembayaran. Kalau tidak,  maka kerugian kakek ini akan bertambah menjadi Rp. 516.451.

Ependi Ahmad yang berhasil diwawancarai  NEWSMETRO.CO dikediamannya beberapa waktu lalu mengatakan, selama menjalani perawatan diakuinya tidak pernah dipasangkan Oksigen oleh petugas medis.

“Waktu dirawat kan saya dalam keadaan sadar. Jadi  kalau dipakein  Oksigen atau enggak  pasti saya tau. Saya ini sudah tua, jadi buat  apa saya bohong.”  Jelas Ependi  Ahmad yang di amini  oleh kedua putranya yang mendampinginya selama perawatan.

Terkait dengan itu, dan agar tidak ada lagi korban – korban Ependi Ahmad berikutnya, maka dalam waktu dekat Dewan Pimpinan Pusat Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 (Laki P. 45) akan melaporkan kejadian ini kepada yang berwajib.

“Masalah ini harus di proses hukum, tidak boleh dibiarkan, masalahnya, selain bapak Ependi Ahmad, mungkin sebelumnya sudah banyak pasien yang menjadi korban keteledoran oknum RSUD  Karya Bakti.” Ujar Sekretaris Jenderal Laskar Anti Korupsi Pejuang 45.

Namun begitu katanya, sebelumnya kami akan menemui Walikota Bogor serta Direktur RSUD Karya Bakti  untuk melaporkan kejadian ini. Jika  terbukti ada oknum RSUD yang terindikasi sengaja melakukan kesalahan, maka harus ditindak sesuai aturan yang berlaku. Imbuhnya.

Sementara Humas RSUD Karya Bakti  yang ditemui NEWSMETRO.CO diruang kerjanya Jumat siang (29/05/2020) terkait masalah ini membantah jika dikatakan ada kesengajaan dari pihaknya untuk membengkakkan biaya perawatan.

BACA JUGA  Diduga Aksi Pungli Kembali Marak Di UPT - PKB Kota Depok

“Aturan disini kami jalankan sesuai protap. Jadi kalau dikatakan ada kesengajaan dari karyawan kami, saya rasa tidak mungkin. Tapi kalau faktor kelalaian, mungkin saja bisa terjadi.” Jelas Taufik kepada NEWSMETRO.CO disiang  itu.

Yang sangat disesalkan, Rekam Medis yang saat itu diminta oleh  keluarga pasien, tidak dikabulkan oleh Humas RSUD Karya Bakti tersebut.  (TIM)

 

 

 

 

 

 

Redaksi

ADMIN