Di Grobogan, 77 Anak-Anak Mengidap HIV/AIDS
14 Views

GROBOGAN NEWSMETRO.CO – Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terus meningkat signifikan setiap tahunnya. Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan mencatat pada tahun 2017 ada 970 warga Kabupaten Grobogan terinfeksi HIV/AIDS dan sekarang jumlahnya meningkat menjadi 1.153 orang.
“Hingga Mei 2019 jumlah penderita HIV/AIDS di Grobogan yang dilaporkan meningkat menjadi 1.153 orang. Untuk anak-anak total 77 orang,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Slamet Widodo saat ditemui News Metro.co di kantornya, Kamis (9/5/2019).
Dukung Kampanye Kilau Generasi Bebas HIV AIDS dan Napza Menurut Slamet, dari hasil riset yang telah dilakukan, sebagian besar penderita HIV/AIDS adalah golongan ibu rumah tangga. Ironisnya, mereka tak menyadari jika virus yang merusak sistem kekebalan tubuh itu masuk di tubuhnya.
“Yang membawa virus HIV adalah sang suami. Ini karena sang suami yang bekerja di luar kota sering jajan sembarangan. Istri tak tahu, jika setelah diperiksa mereka mengidap HIV. Begitu juga suami, menyusul kemudian anak-anak mereka. Inilah umumnya yang terjadi di Kabupaten Grobogan,” jelas Selamet
Menurut Slamet, sejauh ini Dinkes Kabupaten Grobogan telah berupaya untuk menggelar sosialisasi secara berkala terkait HIV/AIDS kepada masyarakat termasuk juga ke sekolah.
Dinkes Kabupaten Grobogan juga telah melaksanakan program pemeriksaan kesehatan serta suplai obat gratis terhadap pengidap HIV/AIDS. “Hingga saat ini sudah ada sekitar 30 puskesmas yang terlatih untuk monitoring dan penanganan HIV/AIDS. Sudah ada fasilitas alat screening HIV di setiap puskesmas,” katanya.
Saat dimintai keterangan diruang kerjanya Slamet menjelaskan, “salah satu faktor yang mengakibatkan jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat adalah tidak tersampaikannya sosialisasi terkait HIV/AIDS kepada warga yang merantau ke luar kota atau warga boro. Fenomena inilah yang membuat pihaknya kuwalahan lantaran warga boro tersebut jarang sekali pulang ke kampung halaman.
Banyak sekali warga Grobogan yang merantau ke luar kota. Kami sulit mendeteksi mereka. Terlebih kurangnya kesadaran mereka untuk memeriksakan diri lantaran tak pernah mendapatkan sosialisasi HIV/AIDS. Dari kasus yang ada di Grobogan, kebanyakan tertular dari warga boro,” pungkas Slamet. (tim NM/Grob)