Pabrik Sepatu Nike Didemo, Warga Sekitar Minta Diprioritas
4 Views
CIANJUR NEWS METRO.CO- Di tengah ribuan warga Cianjur memadati Gedung As–Sakinah Cianjur, di Jalan KH Abdullah Bin Nuh Cianjur, (19/9/2017) untuk mengajukan lamaran pekerjaan ke PT Pou Yuen Indonesia selaku produsen pabrik sepatu nike yang sedang membuka penerimaan karyawan.
Berbarengan dengan itu sejumlah warga sekitar melakukan aksi damai mempertanyakan kejelasan berkas lamaran yang sudah masuk ke PT.Pou Yen Indonesia. Hal tersebut mereka lakukan dikarenakan sudah hampir satu tahun menunggu belum ada jawaban dari manajemen perusahaan tersebut.
Memang sudah menjadi kewajiban setiap Perusahaan yang baru berdiri harus memprioritaskan tenaga kerja warga sekitar. Setelah itu baru menerima pelamar dari wilayah lain. Hal ini diungkapkan Deni saat bertandang ke Kantor PT. Pou Yen Indonesia, Rabu (20/9/17). Bersama sejumlah pelamar yang merupakan warga sekitar.
“Setiap daerah pasti mempunyai kesepakatan dimana untuk tenaga lapangan perusahaan harus mengutamakan penduduk setempat. Namun untuk tenaga ahli atau professional baru direktut dari mana sajasesuai dengan kebutuhan perusahaan,” ucapnya pada News Metro.
Pernyataan Deni tersebut menanggapi keluhan masyarakat tentang rekrutmen karyawan PT. Pouyen Indonesia yang menurut mereka tidak transparan dan tidak adil.
Seperti hal nya pernyataan Deni, hal senada dikatakan juga oleh Ujang Ma’rup, salah seorang tokoh pemuda Desa Selajambe, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur. Kepada News Metro ia mengatakan sangat kecewa dengan tidak transparannya penerimaan tenaga kerja oleh PT. Pouyen Indonesia, hal itu menurut Ujang dapat memicu aksi masyarakat yang merasa keadilannya di renggut.
“Saya sangat kecewa dengan pihak perusahaan yang terkesan tertutup saat menerima karyawan, saya pribadi sudah pernah ikut testing di perusahaan ini, namun tidak diterima. Bagaimana kami tidak kecewa kalau ternyata tiba-tiba pemberitahuan penerimaan karyawan dilakukan di salah satu gedung dekat pusat kota Cianjur dan bukan digedung perusahaan tersebut. Hal ini dapat memicu aksi massa untuk menuntut keadilan, jelas Ujang. Ditambahkannya lagi, rumor yang berkembang dilapangan bahwa jika mau bekerja di pabrik sepatu itu harus ada sejumlah uang.
Namun demikian, Ujang dan teman lainnya akan terus memperjuangkan haknya agar mendapat jawaban yang pasti, bisa atau tidaknya bekerja di perusahaan pabrik sepatu tersebut.
Sementara dari pantauan News Metro di lapangan, saat aksi demo yang dilakukan sejumlah pelamar warga sekitar pabrik, pihak perusahaan hanya diwakili oleh salah satu tokoh karang taruna desa setempat, dampingi oleh beberapa satpam perusahaan. Menurut tokoh karang taruna tersebut, pihaknya berjanji akan memperjuangkan pelamar warga sekitar agar bisa diterima tanpa ada embel-embel lain.
“Kami karang taruna tidak tahu menahu dengan permasalahan rekrutmen pekerja, sebab penerimaan karyawan bukan bidang saya, yang jelas kami akan memperjuangkan agar warga sekitar pabrik bisa diterima,” tuturnya menutup pembicaraan. (pul/dri)