Diduga Usai Menenggak Obat Kadaluarsa, Warga Pasir Putih Meninggal Dunia
25 Views
Depok, News Metro Online
Malang benar nasib Udin alias Saprudin (42) warga KP. Kekupu Bombai RT. 03/ RW. 05 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Bermaksud ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya, malah meninggal dunia di kediamannya Selasa malam (19/6) beberapa pekan lalu sekitar jam 20.30 Wib setelah menenggak obat dari seorang yang mengaku perawat di salah satu Rumah Sakit Angkatan Laut di bilangan Jakarta Pusat berinisial PD.
Diduga obat yang diberikan warga RT. 01/RW. 06 Kampung Kekupu, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok itu, sudah kadaluarsa sehingga menyebabkan Udin meninggal dunia. Demikian dikatakan kakak almarhum, Ustad Ajai kepada News Metro beberapa waktu lalu di kediaman korban.
Masih di tempat yang sama Ajai menjelaskan,
kejadian tersebut terjadi selasa pagi (19/6) dimana saat itu Udin mengeluhkan akan gangguan kesehatan dibagian kepala. Padahal pagi dan siang hari itu Udin sudah diberi obat sakit kepala Oskadon oleh keluarganya, tapi penyakitnya bukannya sembuh justru sebalik nya malah semakin parah. Tidak tega melihat kondisi Udin yang semakin kritis, tanpa pikir panjang lantas keluarga korban meminta bantuan PD di RT. 01 yang kediamannya hanya berjarak kurang lebih 400 meter dari kediaman Udin. Sekitar jam 20.00 Wib, sesampainya PD di kediaman korban, tanpa membuang waktu PD langsung melakukan tindakan medis. Setelah itu PD memberikan 4 jenis obat dan menjelaskan cara penggunaannya. Anehnya, selang 15 menit setelah meminum satu dari empat obat yang diberikan PD, tiba – tiba mulut Udin mengeluarkan darah bercampur busa. Begitupun pada bagian hidung Udin, mengeluarkan banyak darah.
Melihat kondisi adiknya semakin bertambah parah, lantas melalui telpon selulernya, Ustad Ajai kembali memanggil PD ke kediaman Udin. Namun nasib berkata lain. Sesampainya PD dikediaman Udin, Udin telah menghembuskan nafas terakhir. Jelas Ustad Ajai dan dibenarkan oleh keponakan almarhum serta beberapa keluarga lainnya.
Ditambahkan Ustad Ajai, saat kejadian anggota polsek Sawangan langsung menindak lanjuti masalah tersebut. Bahkan di kediaman almarhum, anggota polsek Sawangan menganjurkan agar pihak keluarga membuat laporan polisi. Namun karena mendengar bahwa jasad korban akan di otopsi/ dibedah bagian perutnya jika kasus ini berlanjut, maka keluarga korban lebih memilih untuk berdamai.
Sementara Kapolsek Sawangan, Kompol Wasimin yang ditemui News Metro beberapa waktu lalu membantah kalau dikatakan almahum mengalami muntah darah setelah menenggak obat dari PD.
“Sebelum dikasih obat sama PD korban sudah muntah darah. Itu karena korban sakit gigi dan habis minum puyer Bintang Tujuh. Jadi ga benar kalau ada yang mengatakan korban muntah darah setelah menelan obat yang dikasih PD.” Masalah ini kan sudah selesai. Makanya kami tidak menindak lanjutnya karena tidak ada tuntutan dari keluarga almarhum. Kata Kapolsek Sawangan, Kompol Wasimin seraya menambahkan kalau masalah ini sudah dilaporkannya kepada Kapolres Depok.
Sementara PD yang dihubungi News Metro lewat Telpon selulernya mengakui kalau setelah meminum obat Parasetamol yang diberikannya lantas korban muntah darah. “Mungkin ini sudah ajal pak”. Ujarnya kepada News Metro singkat.
“Saya nyesal pak, waktu itu saya gak ambil obatnya. Kalau ada kan bisa dilihat sudah kadarluasa atau belum . Waktu itu pak RW yang bawa obat itu ke RSUD Depok, bahkan waktu itu sempat di foto – foto entah sama wartawan atau polisi, orang waktu di foto – foto 4 bungkus obat itu dijejerin kok. Tapi udahlah, semua sudah terjadi mau bilang apa lagi”. Imbuh Ustad Ajai.
Ditempat yang sama, istri almarhum menambahkan bahwa atas kejadian tersebut PD membantu biaya pangajian selama 7 hari sebesar 6 juta rupiah.
“Kami sudah iklas atas kepergian almarhum, mungkin ini sudah takdir pak. Ujar istri almarhum yang mau tidak mau harus banting tulang menanggung biaya hidup 4 orang anak seorang diri tanpa suami tercinta. (Johnny Kuron)
Malang benar nasib Udin alias Saprudin (42) warga KP. Kekupu Bombai RT. 03/ RW. 05 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Bermaksud ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya, malah meninggal dunia di kediamannya Selasa malam (19/6) beberapa pekan lalu sekitar jam 20.30 Wib setelah menenggak obat dari seorang yang mengaku perawat di salah satu Rumah Sakit Angkatan Laut di bilangan Jakarta Pusat berinisial PD.
Diduga obat yang diberikan warga RT. 01/RW. 06 Kampung Kekupu, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok itu, sudah kadaluarsa sehingga menyebabkan Udin meninggal dunia. Demikian dikatakan kakak almarhum, Ustad Ajai kepada News Metro beberapa waktu lalu di kediaman korban.
Masih di tempat yang sama Ajai menjelaskan,
kejadian tersebut terjadi selasa pagi (19/6) dimana saat itu Udin mengeluhkan akan gangguan kesehatan dibagian kepala. Padahal pagi dan siang hari itu Udin sudah diberi obat sakit kepala Oskadon oleh keluarganya, tapi penyakitnya bukannya sembuh justru sebalik nya malah semakin parah. Tidak tega melihat kondisi Udin yang semakin kritis, tanpa pikir panjang lantas keluarga korban meminta bantuan PD di RT. 01 yang kediamannya hanya berjarak kurang lebih 400 meter dari kediaman Udin. Sekitar jam 20.00 Wib, sesampainya PD di kediaman korban, tanpa membuang waktu PD langsung melakukan tindakan medis. Setelah itu PD memberikan 4 jenis obat dan menjelaskan cara penggunaannya. Anehnya, selang 15 menit setelah meminum satu dari empat obat yang diberikan PD, tiba – tiba mulut Udin mengeluarkan darah bercampur busa. Begitupun pada bagian hidung Udin, mengeluarkan banyak darah.
Melihat kondisi adiknya semakin bertambah parah, lantas melalui telpon selulernya, Ustad Ajai kembali memanggil PD ke kediaman Udin. Namun nasib berkata lain. Sesampainya PD dikediaman Udin, Udin telah menghembuskan nafas terakhir. Jelas Ustad Ajai dan dibenarkan oleh keponakan almarhum serta beberapa keluarga lainnya.
Ditambahkan Ustad Ajai, saat kejadian anggota polsek Sawangan langsung menindak lanjuti masalah tersebut. Bahkan di kediaman almarhum, anggota polsek Sawangan menganjurkan agar pihak keluarga membuat laporan polisi. Namun karena mendengar bahwa jasad korban akan di otopsi/ dibedah bagian perutnya jika kasus ini berlanjut, maka keluarga korban lebih memilih untuk berdamai.
Sementara Kapolsek Sawangan, Kompol Wasimin yang ditemui News Metro beberapa waktu lalu membantah kalau dikatakan almahum mengalami muntah darah setelah menenggak obat dari PD.
“Sebelum dikasih obat sama PD korban sudah muntah darah. Itu karena korban sakit gigi dan habis minum puyer Bintang Tujuh. Jadi ga benar kalau ada yang mengatakan korban muntah darah setelah menelan obat yang dikasih PD.” Masalah ini kan sudah selesai. Makanya kami tidak menindak lanjutnya karena tidak ada tuntutan dari keluarga almarhum. Kata Kapolsek Sawangan, Kompol Wasimin seraya menambahkan kalau masalah ini sudah dilaporkannya kepada Kapolres Depok.
Sementara PD yang dihubungi News Metro lewat Telpon selulernya mengakui kalau setelah meminum obat Parasetamol yang diberikannya lantas korban muntah darah. “Mungkin ini sudah ajal pak”. Ujarnya kepada News Metro singkat.
“Saya nyesal pak, waktu itu saya gak ambil obatnya. Kalau ada kan bisa dilihat sudah kadarluasa atau belum . Waktu itu pak RW yang bawa obat itu ke RSUD Depok, bahkan waktu itu sempat di foto – foto entah sama wartawan atau polisi, orang waktu di foto – foto 4 bungkus obat itu dijejerin kok. Tapi udahlah, semua sudah terjadi mau bilang apa lagi”. Imbuh Ustad Ajai.
Ditempat yang sama, istri almarhum menambahkan bahwa atas kejadian tersebut PD membantu biaya pangajian selama 7 hari sebesar 6 juta rupiah.
“Kami sudah iklas atas kepergian almarhum, mungkin ini sudah takdir pak. Ujar istri almarhum yang mau tidak mau harus banting tulang menanggung biaya hidup 4 orang anak seorang diri tanpa suami tercinta. (Johnny Kuron)