Puluhan Mahasiswa Pati Gelar Demo 11 April Di Depan Gedung DPRD Protes Naiknya PPN
14 Views

PATI-NEWSMETRO.CO – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pati ikut menggelar aksi demo 11 April di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati. Aksi demo tersebut menuntut sejumlah permasalahan di negara ini segera diselesaikan oleh pemerintah. Senin (11/4/2022).
Salah satu orator dalam demo itu, Arif Suharyoso mengatakan,” pihaknya menyuarakan suara rakyat yang di akhir pendemi Covid-19 beberapa harga komoditas mengalami naik. Pemerintah entah memihak rakyat atau tidak. Kami rela di bulan ramadan ini menyuarakan rakyat banyak polemik saat ini.

Ada isu demo 11 April lalu ada kebijaksanaan presiden untuk mengantisipasi ini. Selain itu, harga minyak goreng yang tak terkendali juga membuat rakyat menderita. Pencabutan subsidi minyak goreng dirasa kurang tepat. ,” tutur Arif dihadapan puluhan mahasiswa.
Harga minyak yang dirasakan buruh, karyawan semuanya merasakannya subsidinya malah dicabut. Pemerintah membuat bingung Rakyat. Ketika ada subsidi, (minyak goreng) langka, tetapi ketika dicabut (stoknya) banyak,” lanjut Arif.
Demo 11 April merupakan gerakan yang dilakukan mahasiswa untuk menanggapi beberapa permasalahan di Indonesia dan kebijakan Pemerintah. Aksi ini dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.
Salah satu kebijakan yang diprotes adalah naiknya PPN dari 10 persen menjadi 11 persen. “Pajak PPN naik. Membuat daya beli masyarakat berkurang. Tolong didengar Dewan yang di sana,” tandas Arif.
Sebelumnya aksi demo 11 April di Kabupaten Pati ini sempat memanas. Kelompok aksi dari Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan petugas keamanan sempat saling dorong. Mulanya para aksi menyampaikan orasi di depan gerbang Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, mereka ditemui oleh Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Pati, Hardi.
Para mahasiswa ini meminta diizinkan masuk ke dalam Gedung untuk berdialog dengan pimpinan DPRD. Namun hal itu ditolak. DPRD Kabupaten Pati hanya mengizinkan 10 orang perwakilan untuk mengutarakan uneg-unegnya.
Menangapi hal ini, Koordinator Lapangan (Korlap), Arif Suharyoso, tidak menerima tawaran Hardi. Ia bersikukuh seluruh peserta aksi diizinkan masuk ke Gedung DPRD Pati. “Tidak mau. Kita satu komando, satu barisan, satu jiwa. Mari kita bersama-sama (ke dalam). “Kita tidak akan masuk kalau hanya diwakili 10 orang,” kata Arif.
Bila tidak mengizinkan masuk ke dalam, pihaknya siap menunggu lima menit agar para pimpinan dewan untuk keluar. Namun, hingga batas waktu, semua pimpinan dewan tak keluar. Beberapa saat setelah itu, Ketua DPRD Kabupaten Pati, Ali Badrudin dan Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Pati Joni Kurnianto datang menghampiri para mahasiswa.
Mahasiswa pun menghampiri gerbang dan mendorongnya. Sehingga petugas keamanan bertindak dan menahan para mahasiswa. Peristiwa memanas berjalan singkat. Dan berhasil dipadamkan setelah Aris meminta peserta demonstrasi untuk tenang. (tim NM/Pati).