Peringati Hari Santri, 7 Ribu Santri Padati Alun-alun Pati
17 Views
PATI NEWS METRO.CO – Hari Santri Nasional diperingati masyarakat Kabupaten Pati dengan menggelar kirab dan apel di Alun-alun Kabupaten Pati dengan mengambil tema “Bersama Santri Damailah Negeri”. Kegiatan ini dihadiri orang nomor satu di Bumi Mina Tani dan para dewan serta sebanyak 7000 santri datang dari berbagai daerah di Kabupaten Pati memadati Alun-alun, untuk menyemarakkan Hari Santri Nasional dengan mengumandangkan lagu syubbanul wahton sambil mengibarkan bendera Merah Putih tersebut berlangsung meriah. Senin sore (22/10/2018).
Ketua Panitia Kirab hari Santri, Ali Mahmudi mengatakan, kirab hari santri ini diikuti lebih dari kurang lebih 7000 santri. Mereka dari pondok pesantren dan siswa madrasah yang tersebar di seluruh Kabupaten Pati. Selain apel di alun alun Pati, para santri melakukan kirab, di iringi dengan marching band dan arak arakan bendera merah putih yang dimulai dari Makodim 0718/Pati menuju Alun-alun.
Dalam sambutanya ketua panitia kirab HSN Pati, Ali Mahmudi menuturkan,” ukhuwah islamiah dan wathaniyah untuk meningkatkan semangat bernegara.
“Memang tujuan agar ada ukhuwah islamiah dan ukhuwah wathaniyah dalam rangka menegakkan NKRI. Jadi tidak ada perbedaan antara satu dengan satu. Kita adalah orang Islam yang harus bersatu untuk tetap meningkatkan ukhuwah islamiah wathaniyah, artinya kita tetap bersatu dalam negara RI,” kata ketua panitia yang juga Sekjen PCNU Kabupaten Pati.
Ali Mahmudi menambahkan,”peran kyai-kyai kharismatik memiliki peran atas berdirinya NKRI pada masa dulu. “Kami sangat bersyukur dengan deklarasi ijtihad waktu di Jombang, tanggal 22 Oktober itu. Dan minta restu Bung Tomo dan meletuslah 10 November atas kyai kharismatik yang ada di wilayah Jatim waktu itu harus tetap mempertahankan NKRI,” imbuh ketua panitia.
Ia menjelaskan, dengan mengambil tema “Bersama Santri Damailah Negeri”, sekaligus untuk meneladani peran ulama khususnya KH. Hasyim Asyari dalam merebut kemerdekaan. Beliau bersama dengan ulama lainnya wakil-wakil dari cabang NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya.
Para ulama tersebut kemudian mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai perang jihad. Para santri dan pemuda berjuang dalam barisan Hisbullah. Sementara para kiai berada di barisan Mujahiddin yang dipimpin oleh KH Wahab Abdullah.
Isi dari Resolusi Jihad tersebut yakni, menegaskan bahwa hukum membela Tanah Air adalah fardhu ain bagi setiap islam di Indonesia. Tak hanya itu dalam Resolusi Jihad juga ditegaskan bahwa muslimin yang berada dalam radius 94 kilometer dari pusat pertempuran wajib ikut berperang melawan Belanda.
“Berdasarkan itulah kemudian hari santri ini lahir. Dan atas semangat itu pula, kami para santri hari ini memperingatinya sebagai momentum untuk meneguhkan kembali peranan santri atas kemerdekaan negeri,” tegasnya.
Dalam sambutanya Bupati Pati Haryanto berharap,” para santri di daerahnya dapat menjadi pemersatu semua kalangan masyarakat di Indonesia terlebih saat ini mendekati tahun politik.
Santri juga diharapkan mampu menjadi penangkal dalam merebaknya hoax yang saat ini banyak bermunculan terutama di sosial media.
“Harapan kita agar tetap bekerja maupun mengabdi sesuai bidangnya masing-masing, semoga keberadaan santri dapat mempersatukan umat.”
“Pelopor pemersatu bangsa jangan sampai termakan isu-isu hoax,” ujar Haryanto
Selebihnya Haryanto menyambut positif dengan adanya peringatan hari santri nasional yang diperingati setiap 22 Oktober. Tak hanya menjadi momentum mengingat perjuangan para santri terdahulu tapi juga menjadi penambah semangat para santri saat ini dalam mengisi kemerdekaan, terlebih saat ini santri sudah berada di tiap elemen masyarakat baik di dunia pendidikan hingga pemerintahan. (tim NM/Pati)
