Puluhan Petani Gagal Panen Limbah Kotoran Ayam PT. Sehati Farm Dituding Cemari Puluhan Sawah
18 Views
Kali Banteng yang mengaliri sawah petanitercemar oleh kotoran ayam dari PT. Sehati Farm. |
Ciranjang, News Metro Online
Limbah kandang ayam milik PT. Sehati Farm yang terletak di Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, limbah kotoran ayam dari perusahaan tersebut dibuang ke kali banteng yang mengaliri sawah petani. Akibatnya, puluhan padi petani mengalami gagal panen.
Jajang, (30) petani asal kelurahan Gunungsari RT.04 RW.08 yang sempat ditemui News Metro di kediamannya mengatakan, akibat adanya pencemaran yang berasal dari kotoran ayam milik PT. Sehati Farm, maka sudah empat musim dia tidak menanam padi.
“Sudah empat musim saya ga nanam padi, begitupun dengan puluhan rekan saya. Soalnya padi kami gak pernah panen.” Ujar Jajang.
Lebih lanjut Jajang mengatakan, bila dilihat dengan kasat mata padi yang tumbuh di sawah kami subur, tapi ketika menginjak dewasa, padi – padi tersebut mulai layu dan pada akhirnya mati. Setelah diselidiki, padi tersebut ternyata sudah tidak memiliki akar. Hal tersebut diduga akibat kotoran ayam PT. Sehati Farm yang di buang ke kali Banteng yang mengaliri sawah petani. Ujar Jajang yang dibenarkan oleh H. Arifin, tokoh masyarakat setempat.
Menurut tokoh masyarakat ini, sekalipun tidak memiliki sebidang sawah, namun sebagai tokoh masyarakat, setiap hari kediamannya dipenuhi oleh warga petani yang mengadukan masalah limbah tersebut.
Sementara itu ditempat terpisah, Onas, (45) warga Kelurahan Gunungsari RT.01/RW. 06 yang ditemui News Metro din kediamannya beberapa waktu lalu mengakui kalau sangat terganggu dengan aroma busuk yang datang dari kandang ayam tersebut. Selain bau katanya, pada musim penghujan banyak lalat yang beterbangan masuk ke rumah warga. Dengan begitu, dirasakan sangat mengganggu aktifitas sehari hari.
Seperti halnya Onas, hal senada disampaikan juga oleh Ika, (50) tetangga Onas, yang mengaku sejak tahun 1962 sudah mememiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kelurahan Gunungsari RT.01/RW.06. Menurut wanita ini, bau aroma tak sedap dari kandang ayam yang hanya berjarak kurang lebih sepuluh meter dari kediamannya, membuat keluarganya tidak nyaman.
“Sekarang ga nyaman lagi tinggal disini, berbeda ketika belum ada kandang ayam. Yang membuat tidak nyaman kan masalah bau nya, apa lagi saat mau makan, selera makan langsung hilang ketika mencium aroma tak sedap yang dibawa angin.” Imbuh wanita ini.
Berkaitan dengan itu, warga berharap agar pihak perusahaan mengupayakan agar tidak lagi membuang kotoran ayam ke kali banteng, dan megupayakan agar kandang ayam milik PT. Sehati Farm tersebut tidak lagi menebarkan aroma tidak sedap.
“Kami tidak menuntut konpensasi ataupun penutupan perusahaan tersebut. Yang kami minta bagaimana caranya agar sawah kami tidak tercemar. Begitupun dengan masalah bau. Itu aja yang kami minta, lain dari itu ga ada.” Pinta para petani.
Sayangnya, ketika hal tersebut akan dikonfirmasi News Metro, Darsum, Manager PT. Sehati Farm tidak berada ditempat.
“Pimpinan saya lagi keluar, kalau mau konfirmasi ke saya aja.” Ujar Alam, karyawan PT. Sehati Farm. Namun sayangnya, diawal percakapan Alam tidak bisa menjawab pertanyaan News Metro seputar besaran upah para pekerja.
“Maaf pa, kalau masalah upah saya ga bisa menjawab, yang berhak menjawab pimpinan saya, tapi kalau menjawab pertanyaan bapak mengenai berapa jumlah kandang yang ada disini, semuanya berjumlah 53 kandang. Satu kandang berisi 3000 ekor ayam. Jadi 53 X 3000 jumlah ayam yang ada di PT. Sehati Farm berjumlah 159 ribu ekor ayam.
Pada kesempatan ini, Alam pun membantah kalau dikatakan bahwa tanaman padi para petani mati dikarenakan limbah kotoran ayam.
“Ga benar kalau padi – padi tersebut mati karena kotoran ayam, setau saya kotoran ayam itu pupuk. Buktinya banyak petani sayur yang datang membeli kotoran ayam disini untuk dijadikan pupuk.” Tegas Alam.
Namun ketika ditanya News Metro, Alam tidak membantah bahwa bau aroma tak sedap yang ditebarkan perusahaan tersebut memang ada.
“Jangankan yang jauh, yang dekat juga bau, namanya kotoran baunya ga bakal hilang, tapi setelah ditaburi kapur, baru baunya hilang.” Jelas Alam.
Berbagai keterangan yang dihimpun News Metro dilapangan, dikatakan bahwa upah yang diberikan peruhaan tersebut kepada para pekerja, diantaranya, untuk pekerja yang sudah melebihi satu tahun, upah perhari 12 ribu rupiah, sedangkan untuk karyawan yang masa kerjanya masih dibawah satu tahun, upah perhari hanya 6 sampai 7 ribu rupiah. Karyawan yang berjumlah sekitar 100 orang diperusahaan tersebut, semuanya dirikrut dari warga setempat.
Menurut warga setempat yang ditemui News Metro, dari pihak perusahaan tidak ada konpensasi apapun selain memberikan telor ayam satu kilo gram setiap tahun. (Johnny Kuron/Imron. R)