Kuliah Umum Pangdam XIII Kepada Mahasiswa Unsrat Manado
4 Views
SULUT, NEWSMETRO.CO – Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito S.E., M.M. berikan kuliah umum untuk mahasiswa baru di Gedung Auditorium Universitas Samratulangi Manado, Rabu (26/7/2017).
Melihat dari perkembangan serta banyak nya pertumbuhan Mahasiswa baru pada Universitas ini, Pangdam Kodam XIII Merdeka memberikan kuliah umum tentang tantangan dan peluang menjadi bangsa pemenang dalam kompetisi global.
Pangdam dalam memberikan kuliahnya menyampaikan kepada mahasiswa baru bahwa berawal dari teori Thomas Malthus pada tahun 1798 populasi penduduk dunia meningkat seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan seperti deret hitung. Terkait dengan itu, maka dipastikan akan terjadi kekurangan pangan, bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti akan terjadi kanibalisme.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa pada tahun 1800an penduduk dunia baru berjumlah 1 milyar. Untuk mencapai 2 milyar jiwa pada saat itu dibutuhkan 130 tahun. Setelah itu, untuk bertambah 1 milyar lagi hanya diperlukan waktu 30 tahun. Dan setelahnya lagi, untuk mencapai 4 milyar hanya diperlukan waktu 15 tahun, begitu seterusnya pertambahan 1 milyar jiwa berikutnya semakin memerlukan waktu yang lebih singkat. Ini tentunya adalah hal yang logis karena manusia akan terus beranak pinak.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa daya tampung bumi tempat kita berpijak ini, untuk kehidupan yang normal, idealnya hanya 3 sampai dengan 4 milyar. Karena bumi sudah overload, setiap hari diperkirakan ada 41 ribuan anak yang meninggal dunia (atau 15 juta anak pertahun), yang disebabkan oleh kemiskinan, kelaparan dan kesehatan yang buruk. Sementara energi fosil diperkirakan akan segera habis pada tahun 2043.
Banyak pakar energi dunia yang berpendapat bahwa saat ini puncak produksi minyak bumi telah mencapai puncaknya dan mulai mengalami penurunan. Faktanya, Indonesia yang dulu anggota OPEC (Negara Pengekspor Minyak) harus keluar karena sudah menjadi Negara pengimpor minyak bumi. Hal ini tentunya mendorong manusia untuk mengubah gaya hidupnya agar bisa tetap survive.
Lebih lanjut Pangdam menyampaikan semakin habisnya cadangan minyak bumi dunia juga mendorong perubahan perilaku manusia dan model bisnis yang dilakukannya. Untuk mengurangi biaya trasportasi, banyak dari kita sekarang yang memanfaatkan berbagai layanan internet untuk membeli barang sehingga tidak perlu keluar rumah untuk berbelanja. S
Semua bisa kita beli dari rumah, dan bahkan barangnya diantar langsung kerumah kita. Sungguh semua ini tak terbayangkan 20 tahun yang silam. Keterbatasan sumber energi, pangan dan air inilah yang memicu kompetisi global. Yang namanya kompetisi, tentunya siapa yang yang unggul/bermutu/memiliki nilai lebih yang akan menang.
Menurut “Teori Ekonomi/Gaji” dari John hicks, keseimbangan persaingan terhadap persediaan dan permintaan dalam suatu pasar bebas yang termanifestasi dalam kompetisi global dewasa ini pada akhirnya menyebabkan migrasi penduduk untuk mencari kehidupan yang lebih baik karena negaranya mengalami krisis ekonomi(akibat kalah bersaing).
Dalam teori ekonomi faktor produksi meliputi sumber daya alam (tanah), SDM (tenaga kerja), modal,dan pengusaha. Jumlah tanah adalah tetap, sedangkan permintaan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, sehingga harga tanah cenderung terus meningkat. Sementara itu, tanah adalah sumber energi, sumber pangan, sumber obat-obatan, modal industri dengan kata lain, tanah adalah sumber kehidupan.
ketika orang-orang sudah mulai kehabisan sumber kehidupan ditempat asalnya, maka mereka akan
berupaya semampunya untuk berpindah atau bermigrasi. Faktanya di tahun 1980an tercatat 103 juta penduduk dunia bermigrasi pada tahun 2010 membengkak dua kali lipat lebih menjadi 220 juta, dan pada tahun 2050 diperkirakan mencapai 400 juta jiwa.
Proses penggurunan di benua afrika bagian tengah atau subsahara telah mendorong puluhan juta penduduk bermigrasi kebagian utara benua afrika, bahkan sampai eropa. Proses migrasi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan dan energi di wilayah tujuan migrasi tersebut.
Jika melihat rute migrasi dunia, nampak bahwa eropa menjadi tujuan utama para imigran(baik legal maupun bersstatus pengungsi), kemudian Amerika utara, dan Australia.Kenapa? Karena ekonominya maju, sehingga menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Namun migrasi ini tentunya juga berdampak terhadap ketersediaan pangan dan energi di negara-negara maju.
Untuk itulah, negara-negara tujuan favorit para imigran tersebut mulai memberlakukan berbagi aturan untuk menyetop arus masuk para migran ilegal maupun pengungsi ke negaranya masing-masing. Mulai dari melarang masuk, berencana membangun tembok batas negara, menutup pintu masuk, memindahkan para migran dan pengungsi, sampai dengan mengarahkan mereka ke negara lain. Semuannya bertujuan untuk melindungi ketersediaan pangan dan energi negaranya masing-masing.
Jika semua negara tujuan migrasi sudah berupaya untuk tidak menerima lagi para migran dan pengungsi demi ketersediaan pangan dan energinya, bagaimana dengan Indonesia yang notabene melimpah sumber daya alamnya? ini tentu harus juga menjadi pemikiran mahasiswa sebagai generasimuda penerus bangsa.
Salah satu dampak nyata dari migrasi penduduk adalah kesenjangan kesejahteraan hidup. Coba lihat apa yang terjadi kepada bangsa indian di Amerika, Bangsa Aborigin di Australia, dan Bangsa Melayu di Singapura. Untuk menjadi bangsa pemenang kita harus meningkatkan kualitas diri. Sejarah mencatat, Tiongkok di awal 1800 an pernah berjaya, namun pada tahun 1800 an itu juga kalah karena warga dan
tentaranya dilemahkan melalui perang candu(Narkoba jaman dulu).
Perhatikan hasil operasi narkoba oleh BNN & Polri (tahun 2013 1/2 ton, 2014 1,1 ton, 2015 4,4 ton, 2016 6,2 ton). Bahkan baru-baru ini (masih di bulan juli)1 ton shabu di selundupkan dari Taiwan berhasil diamankan polres Depok. Ini tanda bahwa Indonesia sedang di lemahkan agar terjadi lost generation. Inilah perang candu masa kini.Indonesia juga harus waspada terhadap ancaman teroris & faham radikal.
Pangdam juga berpesan bahwa kita semua harus sepakat bahwa Negara Republik Indonesia ini adalah milik bersama kita bersama. Kemerdekaan RI adalah andil dari seluruh komponen Bangsa. TNI hanyalah salah satu bagiannya, sehingga tanpa dukungan dari seluruh elemen Bangsa, TNI bukanlah apa-apa. Namun kita semua harus sadar, bahwa ancaman kelangsungan hidup Bangsa Indonesia ke depan sudah semakin nyata hal itu tentunya memerlukan antisipasi sejak dini.
Mari kita sama-sama mencegah hasutan, provokasi, dan adu domba. Mari kita sama-sama mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menghilangkan sentimen sara. Mari kita sama-sama mengingatkan bahwa Indonesia adalah Bangsa yang besar, kita bisa membangun dan jadi Bangsa pemenang jika semua bersatu. Jadikan perguruan tinggi di Indonesia jadi kawah candra dimuka.
Turut hadir dalam acara tersebut, Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado Prof.Dr.Ir.Ellen Joen Kumaat,M.Sc.,DEA., Para Wakil Rektor, Para Ketua Lembaga dan Senat Universitas, Dewan Guru Besar, Para Dekan, dan Wakil Dekan serta para Dosen. (pen 13 Winarto. (yance s)