Jenazah Korban Meninggal di LP Cipinang Dibiarkan Tergeletak di Kamar Tahanan
16 Views
![]() |
LP. Cipinang. |
Setelah terlibat dalam kasus diluar jam besuk yang melibatkan keluarga Nasarudin dan mantan pengacaranya beberapa waktu lalu, kembali petugas Lembaga Permasyarakatan (LP) Cipinang Jakarta Timur membuat ulah. Kali ini masalah kasus kematian Narapidana (Napi) bernama Efendi (42) warga Kelurahan Rangkapan Jaya,Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok yang meninggal (23/3) didalam tahanan karena sakit. Diduga bahwa selama sakit, almahum tidak mendapat perawatan yang layak dari petugas LP Cipinang sehingga nyawanya tidak tertolong.
Erika, kakak korban kepada News Metro mengakatakan bahwa dia sangat kecewa atas perlakuan petugas LP Cipinang yang mempersulitnya masuk saat akan memberikan obat ketika almahum sakit. Padahal katanya, saat itu petugas LP Cipinang sendiri yang memberitahukannya bahwa almahum sakit dan segera dibawakan obat. Tapi ketika akan masuk malah saya dipersulit, tukasnya. Begitupun katanya saat almarhum meninggal. Sewaktu jenazahnya akan dibawa pulang, lagi – lagi dipersulit oleh
petugas.
Diakuinya bahwa di LP Cipinang ini serba uang, kalau ada uang semua urusan jadi lancar. Sebaliknya kalau tidak punya uang maka sampai matipun tetap dibiarkan. Contohnya sepeti adik saya yang jenazahnya dibiarkan tergeletak seperti binatang didalam kamar tahanan.
Lebih lanjut Erika menjelaskan, menurut keterangan petugas LP Cipinang, Almarhum yang sedianya akan mengakhiri masa tahanannya 3 minggu lagi, meninggal dunia disebabkan karena bagian pinggang keseleo saat bermain bola volly.
Kasus kematian Efendi tersebut, sangat disesalkan keluarganya, terlebih Erika. “Saya heran, padahal di dalam LP Cipinang ada klinik, tapi kenapa adik saya dibiarkan begitu saja,” ajarnya kepada News Metro sembari mengusap air mata. Yang lebih mengecewakan lagi, lanjut Erika, ketika akan mengadukan komplen lewat nomor 021 71698445 ternyata nomor tersebut tidak aktif. Padahal nomor telpon tersebut saya ambil dari spanduk yang terpampang didepan LP yang bertuliskan “Jika Anda Merasa Dipersulit Silahkan Hubungi 021 71698445” jalasnya.
Hidayat, Komandan Regu LP Cipinang yang ditemui News Metro membenarkan kematian Efendi akibat pinggangnya keseleo saat bermain bola volley. Ketika ditanya News Metro mengapa keluarga Efendi sulit mengeluarkan jenazahnya, Hidayat membantahnya.
“Sekarang hari Minggu pak, jadi perwira piket tidak ada, sedangkan prosedur untuk mengeluarkan jenazah,harus menunggu perwira piket untuk meminta tanda tangan persetujuan dari liau,” imbuh Hidayat. Ironisnya, ketika ditanya siapa nama perwira piket yang dimaksud, Hidayat dan 8 anggotanya mengaku tidak mengenal pimpinannya.
“Saya gak tau siapa perwira piket hari ini, coba saja anda lihat sendiri di jadwal jaga yang ada dinding, siapa perwira jaga hari ini,” ujar Hidayat kepada News Metro.
Berbekal informasi dari salah seorang pegawai LP yang enggan menyebutkan namanya, akhirnya pengawai ini bersediah mengantarkan News Metro ke rumah dinas perwira piket yang ternyata hanya berjarak beberapa meter dari LP Cipinang. Ketika di temui dan ditanya siapa perwira piket saat itu, lagi – lagi Perwira Piket yang tidak mau menyebutkan namanya itu mengatakan tidak tau, “saya sendiri tidak tau pak, siapa perwira Piket hari ini, bisa jadi saya sendiri,” ujarnya seperti kebingungan.
Aksi tutup mulut yang dilakukan petugas LP Cipinang, tentu sangat bertentangan dengan Undang – Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Padahal untuk menghindari terjadinya pemberitaan yang tidak berimbang, maka tim News Metro membutuhkan informasi yang sejelas – jelasnya dari pihak LP perihal kasus kematian Efendi yang terjadi pada (25/3) lalu tepatnya pukul 20.45 wib yang pada akhirnya dikembalikan kepada keluarganya ke-esokan harinya sekitar jam 02.00 dini hari, sekalipun melalui ngtot – ngototan.
Yang lebih menyayat hati, kata Erik kepada News Metro di kamar tahanan kriminal LP Cipinang, dikatakannya bahwa jasad Efendi yang meninggal kurang lebih 3 jam sebelumnya dibiarkan tergeletak di dalam kamar tahanan kriminal.
Sayangnya ketika News Metro akan menemui KPLP untuk menanyakan kebenaran mengenai hal tersebut, KPLP Cipinang sulit untuk ditemui. (Faldy/Tim)