Diduga Ada Manipulasi Data, Keluarga Tak Terima Jenazah Dimakamkan Secara Covid-19
5 Views

PATI,NEWSMETRO.CO – Tidak terima jenazah Jasmiati (45) warga desa Jatiroto,Kecamatan Kayen,Kabupaten Pati Jawa Tengah,yang meninggal di rumah sakit dimakamkan secara covid-19. Dasarnya, pihak keluarga almarhum merasa curiga dan menduga pihak rumah sakit telah sengaja melakukan manipulasi data.
Sukardi yang merupakan suami dari Jasmiati (alm) semula menolak dengan pemakaman secara covid-19 Rabu,(16/9/2020) minggu kemarin dipemakaman dukuh Pucang desa Jatiroto Kayen,lantaran surat keterangan positif covid-19 belum keluar dari laboratorium.
“Sebenarnya tidak menerimakan pemakaman jenazah istrinya dengan protokol covid 19. Keluarga pasien menolak dan sempat argumentasi dengan pihak rumah sakit. Namun setelah diberi pengertian dengan pihak rumah sakit, keluarga mengaku pasrah.
Kepada NEWSMETRO.CO, pihak keluarga merasa kecewa dengan rumah sakit umum Pati, lantaran pelayanan yang kurang profesional dan melakukan pemakaman jenazah dengan protokol covid-19, sementara surat keterangan positif covid-19 dari laboratorium belum keluar,”katanya saat di minta keterangan di rumahnya.
Saat dimintai keterangan, Sukardi menjelaskan, semula Jasmiati yang di rawat di rumah sakit umum Pati, meninggal pada hari Rabu,(16/9/2020) minggu kemarin di RSUD Soewondo Pati. Sukardi yang saat itu menjaga istrinya seorang diri, di beritahu oleh pihak rumah sakit bahwa jenazah istrinya akan di makamkan secara protokol covid-19.
Alangkah kagetnya, Sukardi merasa bingung dan sempat mempertanyakan hasil Lebnya belum di berikan. Berhubung posisi sendirian, sedangkan pihak rumah sakit memutuskan covid-19, akhirnya Sukardi pasrah!.
Pada akhirnya pihak rumah sakit melakukan pemakaman dengan protokol Covid-19, hingga akhir pemakaman berjalan lancar walaupun keluarga almarhum merasa cemas. Selang dua minggu kemudian, keluarga almarhum merasa curiga dan menduga pihak rumah sakit melakukan manipulasi data.
Sebagai dasar kecurigaan tersebut adalah melalui bukti-bukti diantaranya, “keluarga tidak langsung menerima surat pengiriman jenazah dari pihak rumah sakit. Selain itu keluarga juga tidak langsung menerima surat Kematian yang langsung diberikan seketika.
Menurut pengakuan keluarga, bahwa surat kematian baru di berikan setelah diurus oleh suami pasien pada tanggal (28/9/2020) itupun di persulit. Hingga menunggu selang satu hari surat kematian diterbitkan tanggal (29/9/2020) baru di berikan.
Merujuk dari Surat keterangan yang dibuat dan ditandatangani ketua Covid UPT RSUD Soewondo Pati Selamet Sutaryo, MM. menerangkan,” bahwa surat kematian yang covid tidak di berikan seketika, baru surat tersebut di berikan setelah di urus pada tanggal (29 /9/2020).
Ironisnya, dalam surat yang di tandatangani Ketua covid tidak tertera tanggal. Kesannya pihak rumah sakit sangat kurang propesional dalam pelayanan dan dugaan sementara bahwa pihak rumah sakit sengaja ada unsur manipulasi data.
Hal yang lebih krusial adalah pihak keluarga merasa sangat terpukul dengan kematian yang dinyatakan positif covid-19, dan beredar kabar dapat bantuan dana bencana covid. Sampai saat ini hingga berita ditayangkan, belum pernah menerima bantuan dari pihak manapun.
Hal yang dilakukan usai pemakaman protokol covid-19, semua keluarga (alm)dilakukan sweb test hasilnya negatif. Namun yang menjadi beban keluarga merasa di rugikan, di jauhi, dan di kucilkan masyarakat karena takut tertular.
Pihak keluarga tentunya tidak menerim akan atas dasar pelayanan yang kurang profesional tersebut. Terlebih adanya surat keterangan yang dibuat terkesan tidak jelas. hal yang demikian diduga ada unsur kesengajaan manipulasi data. Maka pihak keluarga akan melaporkan kepada pihak instansi terkait untuk mengungkap kebenarannya.(tim NM/Pati)