HOT NEWS

Menguak Misteri Gunung Kendeng dan Memaknai Pertapaan Watu Payung

40 Views

PATI, NEWSMETRO.CO – Pegunungan kendeng adalah merupakan  pegunungan kapur yang terbentang dari Pati, Purwodadi, Rembang hingga Blora. Sesuai dengan karakteristik pegunungan kendeng menyimpan misteri yang akan terkuak melalui     sumber-sumber supranatural yang bisa deteksi dimensi tembus pandang.

Memaknai Pertapaan Watu Payung lebih dalam
 Terkait dengan cerita para lelaku yang mengaku mengetahui melalui pertapaanya yang di yakini bahwa sumber keyakinan terkuat di dunia bahkan Pati terkenal kota seribu paranormal sedunia yang di ketahui masyarakat seluruh Indonesia sejak puluhan tahun. Hal ini juga dapat di ketahui bahwa ketua paranormal seindonesia berasal dari Kota Pati bernama Bos Edy . Ternyata bukan warga yang ingin “Ngalap berkah” dengan bertapa saja, tertarik untuk datang ke watu payung bahkan dengan rencana eksploitasi pabrik semen juga ngalap berkah untuk bahan campuran semen.
Mari kita mulai bercerita tentang makna keberadaan pegunungan kendeng yang didalamnya terdapat situs yang sering di datangi oleh para lelaku untuk mendapatkan jati diri di dunia ghaib. Salah satunya adalah watu Payung yang di kenal sebagai lokasi “Pertapaan” di yakini sebagai  tempat para leluhur yang hidup jaman dahulu yang bisa diketahui oleh orang yang ahli keyakinan atau ketuhanan. Seperti keahlian dari nara sumber di bawah ini.
Watu Payung adalah situs kebudayaan yang di sajikan sebagai panorama eksotik yang menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa dan keindahan alam diatas bukit, berada didesa Gadudero Kecamatan Sukolilo Kab.Pati Jawa Tengah. Keberadaan situs Watu Payung ini tidak banyak orang tau, bahkan 99% penduduk desa di sekitarnya tidak mengetahui cerita/ asal usul watu payung itu sendiri termasuk paranormal atau ahli spiritual pada umumnya. Karena yang bisa mengetahui adalah orang yang berkeyakinan atau berketuhanan sesuai perilakunya.
Di watu payung sendiri terdapat 3 buah makam yang dianggap sebagai tetua atau cikal bakal berdirinya desa Gadudero. Dari ketiga makam tersebut adalah dari Mbah Pecukilan yang di percaya sebagai seorang prajurit musuh mataram. Karena Mbah Pecukilan mengalami kekalahan, maka merasa malu dengan istrinya akhirnya melarikan diri . Dalam pelarianya akhirnya ia sampai di watu payung dan menetap di sana sampai meninggal dunia. Di samping makam mbah Pecukilan juga ada makam mbah Gimbal dan istrinya.
Cerita pertapaan watu payung terungkap, berawal dari perjalanan Ir.Eyang syuryo, melalui perjalanan yang dirilis mulai dari bumi kelahiranya di singosari jawa timur hingga Jawa barat sampai perjalanan terakhir di jawa tengah.  Menurut Ir.Eyang Syuryo, dari perjalanan yang ia lakukan hanya untuk memenuhi perintah yang didapat dari alam ghaib. Awalnya memang tidak mau menjalankan perintah tersebut karena menurutnya tidak percaya dengan dunia ghaib.
Dengan berbekal keyakinan, Ir.Eyang Syuryo menjalankan tugasnya melangkah setapak demi setapak yang di jalani selama 12 tahun.  Pada akhirnya  bertemu jati dirinya yang berpusat pada pertapaan watu payung. Sehingga penulis berinisiatif merilis hasil lelaku dari Ir.Eyang Syuryo sebagai nara sumber untuk modal penulis seperti yang telah diungkapkan pada kabar media news metro edisi pertama untuk membantu menguak pertapaan watu payung pegunungan kendeng yang penuh misteri.
Pada kesempatan ini, edisi berikutnya untuk mengetahui dunia ghaib nara sumber dari peribumi yang seringkali melakukan meditasi untuk menemukan jati diri tentang pegunungan kendeng. Dalam meditasinya, masing- masing nara sumber menemukan sebuah misteri  dunia ghaib yang belum pernah di lihat selama ini, dan setelah di rilis oleh tim, temuan tersebut hampir sama bahkan sesuai apa yang di lihat oleh Ir.Eyang syuryo di “pertapaan watu payung” .
Dikutip dari hasil meditasi di Watu Payung yang dilakukan oleh Ki Agus Supriyadi (44) kelahiran 02 Pebruari 1973 Desa Tambaharjo RT 06/03 Kecamatan Tambakromo Pati, yang sehari hari bertugas sebagai perangkat desa. Sebelumnya, juga pernah melalang buana ke Jawa Timur, Jawa barat hingga terakhir Jawa Tengah. Dia sebenarnya tidak percaya adanya dunia keyakinan. Menurutnya dunia keyakinan adalah kosong belaka dan hampa. Hari demi hari, bulan demi bulan dalam perjalanan, mendapatkan petunjuk tentang  keyakinan bisa konsultasi dengan dunia ghaib. Dari sekian lelaku yang dialami berada di gunung merapi bertemu Wisanggeni dari keyakinan  . Setelah mendapat  petunjuk,  Ki Agus mulai menjalankan tugasnya 1992 untuk mencari sosok orang trah pati yang dianggap sebagai cucu Kresna. Dalam pencarianya ia menuju di Jawa Barat di sana singgah di Serang banten, bertemu dengan Abah Kresna dan dianjurkan untuk ke Jatim menuju Alas Purwo Banyuwangi. Dalam meditasinya, dapat berkomunikasi dengan alam ghaib ,” yang kamu cari tidak ada di sini, tapi ada di gunung lawu. Di gunung lawu mendapati sosok orang yang tinggi besar dengan julukan “Eyang Lawu berpakaian kebesaran ala kraton. Menurut penglihatan keyakinan  Ki Agus, Eyang Lawu adalah Brawijaya.
Dari situlah Ki Agus awal mula mendapatkan petunjuk ghaib yang di rilis penulis  ,” kowe kudu wani di gething tonggo, nek ancen kowe kuat yo putuku (kamu harus berani di benci tetangga, kalau memang kamu kuat ya cucuku).
Menurut Ki Agus orang yang memberi petunjuk adalah Kresna. Berlanjut  dialog antara Kresna dengan Ki Agus :
Dewa Krisna   :  suatu saat saya bisa reinkarnasi pada tubuh manusia / jiwa manusia.
Ki Agus            : Siapa itu mbah …?
Dewa Krisna   : orang keturunan trah pati
Ki Agus           : saya harus mencari dimana..?
Dewa Krisna   :kamu harus mencari melalui lelaku.
Ki Agus           : apa selain orang pati tidak bisa…?
Dewa Krisna   : tidak bisa, yang saya pilih adalah orang pati. Karena saya sebenarnya di pati.
Dewa Krisna   : sesungguhnya , saya memilih orang  yang bodoh dan tidak tahu hukum agama atau ketuhanan.
Dewa Krisna   : tapi orang tersebut, yang hidupnya bisa bermanfaat untuk orang lain/ orang banyak.
Dewa Krisna   : orang yang bodoh, saya gerakan supaya pintar dan bisa tahu peraturan hokum dari yang maha kuasa.
Dewa Krisna   : yang menjalankan dengan praktek tanggung jawab dan kewajibanya sebagai orang hidup di dunia.
Ki Agus  : Ya, saya paham.
Setelah itu kemudian, Ki Agus dapat petunjuk ke Jakarta bertemu Dengan Romo Sugiman dianjurkan ke Pelabuhan Ratu. Dalam Ritualnya, Ki Agus bertemu dengan Ratu Pantai Selatan, dan diajak singgah ke singgasananya selama 2 jam,  kalau dialam nyata ki agus, antaranya 2 hari 2 malem dialam nyata. atardalam petualangan di alam lewat dipelabuhan Ratu, perbandingan antar waktu 2 jam di dunia sama dengan 2 hari 2 malam di Alam ghaib. Pesenya Ibu Ratu Ki Agus disuruh diistananya dalam waktu 7 hari 7 malem Tetapi Ki Agus tidak mau kerena 7 hari itu sama dengan 7 bulan dialam nyata, takutnya keluarga Ki Agus mencarinya. Setelah melewati  hari dan  malam, Ki Agus di antar pulang oleh ibu ratu sendiri menaiki kereta kencana dengan syarat memejamkan mata.
 Tidak lama kemudian sampailah ke rumahnya. Sebelum ibu ratu pamit pulang, memberikan petunjuk langsung kepada Ki Agus untuk mencari jati diri dan sosok trah pati menuju lokasi gunung kendeng. Namun sebelum ke gunung kendeng, Ki Agus beranjak dulu  ke puncak songolikur (29). Dari situlah Ki Agus menemukan sosok yang di cari yaitu para dewa dewi dan kemudian di beri petunjuk melanjutkan lokasi pertapaan watu payung. Di carilah situs watu payung sebagai tempat meditasi  dan bertemu dengan sosok orang mengaku bernama Sesang yang menurut keyakinan Ki Agus adalah Bolodewo atau dewa wisnu
Selain itu, Ki Agus ketika di tanya tentang keberadaan watu payung, dia mengatakan,  memang benar di balik gunung kendeng ini ada sebuah misteri yang harus di ungkap sebagai dasar penyelamatan gunung kendeng. Melalui media news metro ini saya akan menyampaikan apa saja yang kami dapatkan dan bisa di pertanggung jawabkan sebagaimana mestinya.
Masih dari Ki Agus menguraikan bahwa ia mulai ,”mengetahui keberadaan pertapaan watu payung mulai dari masuk ke lokasi di depan pintu pertama ada sebuah sungai besar yang mengalir deras dan jernih di dunia ghaib. Berlanjut sampai mengetahui batu besar dan batu

ambal yang menuju pintuk masuk gerbang utama di jaga oleh naga besar dengan teropong keemasan di kepala.

Kedatangan Ki Agus dalam dunia ghaib di sambut oleh para dewa dewi termasuk orang berambut panjang dengan berpakaian ala keraton duduk di kursi singgasana yang di hiasi dengan garuda keemasan mengangguk dan menyapa dengan sopan. Setelah ditanya menurut ki Agus, orang yang duduk di kursi tersebut adalah dewa syiwa atau Mahadewa.
Dari hasil dialog yang di rilis tim penulis, antara ghaib (dewa syiwa) dan Ki Agus mendapatkan kesamaan yang disampaikan oleh Ir. Eyang syuryo dan Mbah Ngatmo pada dialog yang di rilis edisi pertama di kabar news metro.
Dewa Syiwa; Aku kudu terus kepiye, sopo sing terus tak jak ngomong, sopo sing iso lestarikno kene (saya harus bagaimana, siapa yang harus di ajak bicara, siapa yang bisa melestarikan disini).
Ki Agus;   Iku kan wewenange sampeyan (itu adalah kewenangan kamu).
Dewa Syiwa; ora iso, iku tugase manungso sing ono. terus aku iku arep ngomong karo sopo…? tolonglah di wenei ngerti karo sopo wae kalebu wong pati kabeh lan sing asring teko ing kene. Perjuanganmu lan konco kancamu di terusno, ojo putus asa, tembe burine rakyat arep nemoni kamulyaan.( gak bisa, itu tugasnya manusia yang ada. dan saya harus berbicara dengan siapa..? tolonglah di beritahu dengan siapa saja termasuk orang pati semua dan yang sering datang disini. perjuanganmu dan teman-temanmu teruskan, jangan putus asa di kemudian nanti rakyat akan bertemu kemulyaan.
Ki Agus masih mencari orang yang dimaksut reinkarnasinya para dewa untuk beberapa waktu, akhirnya Ki Agus diam dirumah. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Ki Agus kedatangan tamu untuk diajak kerumah seseorang.  Akhirntya tahu bahwa   orang tersebut adalah yang selama ini  dicari sesuai dengan petunjuk dan keyakinanya. Ki Agus mendapat pesan dari orang tersebut, kamu tidak perlu kesana kesini cari keyakinan sejati atau guru sejati. Sesungguhnya,  keyakinan sejati dan guru sejati  adalah di perilaku kita sendiri. Supaya menjalankan tanggung jawab dan kewajibanya sebagai manusia yang menanam banyak kebaikan biar bisa berguna untuk tanah air kita.  Dan bisa hidup bermanfaat untuk orang  lain .  Yang Maha Kuasa semestinya tidak bisa dicari, akan tetapi mencari manusia yang hidupnya berguna dan bermanfaat untuk orang banyak dengan praktek nyata. Yang maha Kuasa ( Tuhan ) Tidak Diperbolehkan orang yang Ngakui Alhi Agama atau Ahli Kitab atau ahli mengingatkan orang karena mengakui dirinya Ahli atau Pintar itu tidak pas Tetapi sukanya sama orang yang hidupnya bisa buat contoh dan bermanfaat untuk sesamanya.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh nara sumber kedua bernama Ki Jarun (51) alamat dukuh Pandean desa wotan RT 01/01 Kec, Sukolilo Pati dalam meditasinya mengaku mengetahui keberadaan lokasi pertapaan”watu payung” yang hanya sebatas mengetahui dunia ghaib belum sampai pada taraf komunikasi dengan penghuninya. Diantaranya adalah ;
Didepan pintu gerbang masuk disambut oleh orang yang duduk di kursi gading keemasan dengan teropong seperti ratu dijaga oleh ular naga besar atau naga raja. Di sebelah kiri pintu gerbang masuk ada cahaya berwarna merah sebesar bola. Dari pintu gerbang sebelah kanan di lihat ada pendopo menyerupai kraton yang sedang melakukan sarasehan yang di pimpin oleh bethoro wisnu (pikulun wisnu).
Berlanjut sampai batas masuk pintu tengah mendengar dari perkataan para dayang di saat sarasehan menyebutnya prabu brawijaya. menurut ki jarun orang tersebut memakai klat bau seperti prabu siliwangi berambut panjang dengan berpakaian serba gemerlab ala kerajaan.
Ki jarun, saat memasuki pintu gerbang utama yang menuju pendopo keraton, di sambut dengan menganggukkan kepala dan senyuman manis pertanda di terimanya bertamu di tempat para dewa tersebut. Namun anehnya , tidak satupun menyapa atau mempersilahkan duduk. Karena dirasa mendapat ijin masuk , kesempatan itu di pergunakan untuk melihat lihat suana ruangan yang unik yang tiada bandingnganya di dunia nyata.
 Hal serupa dan waktu yang sama juga di lihat melalui meditasi yang di lakukan oleh nara sumber ketiga sosok  perempuan, satu satunya nara sumber yang sudah mengenal dunia ghaib sejak kecil hingga sekarang bernama Darwati (35) asal dukuh blekik desa kropak RT 05/02 Kecamatan Winong Kabupaten Pati. “Saya mengenal dunia ghaib  sejak kecil,”akunya.  Dari pengakuanya yang telah di rilis tim news metro mengatakan, dia mengenal dunia keyakinan ketika ada yang menggerakan hatinya adalah ibu ratu pantai selatan waktu duduk bangku SMP . 
Beliau juga pernah mengobati pasien dengan tanganya yang bisa  bergerak sendiri. Dari perilaku aneh yang di lakukan Darwati, orang lain menilai  tidak waras. Masyarakat disekitarnya  hamper satu desa menganggap perilkau aneh yang dilakukan Darwati dianggap gila. Karena setiap kejadian aneh yang dialami Darwati mengamuk dan membanting apa adanya. Hal ini dialami hampir satu tahun dan menurut Darwati sendiri apa yang ia lakukan tidak mengerti sama sekali. setelah di kroscek lebih dalam mengaku dia hidup di dua alam  bersama dengan ibu ratu pantai selatan dan diakui sebagai putri dan di beri nama ,”Sukmawati” dan mendapat gelar ,”Bintang Pamungkas. Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik untuk menjadi nara sumber sebagai media meditasi di lokasi watu payung.
Suami Darwati (Sarpani) sudah berusaha untuk mencari pengobatan kesana sini yang dialami oleh istrinya dengan gangguan jiwanya. Akhirnya, Darwati mendapatkan jalan keluar dari seseorang yang bernama Mbah Mad ( Yi Mad) yang berdomisili dukuh Jangkang Desa Wotan Kecamatan Sukolilo pati. Beliau adalah sosok figur yang pengetahuanya sangat  luas dalam hal keyakinan dan ketuhanan. Dan beliau juga mengetahui keyakinan terkuat di dunia yaitu di watu payung yang terdapat dewa/ dewi dilokasi tersebut. . Dan Orang tersebut adalah yang pertama kali  mengetahui adanya keghaiban di lokasi Pegunungan Kendeng. Selanjutnya, pengetahuan Watu Payung tersebut disampaikan oleh Ir. Eyang Syuryo dan Mbah Ngatmo.
Dari keterangan Darwati,  yang ia dapatkan setelah meditasi di watu payung mengatakan,”lokasi pertapaan watu payung memang tempat  bersemayamnya para dewa dewi dan banyak para mahkluk ghaib lainya. Dalam dunia ghaib, dia meyakini bahwa pusat peradaban dunia dan puser bumi berada di Pati tepatnya di watu payung. Dalam penglihatanya, dia mendapatkan sebuah istana yang dihiasi oleh dewa dewi.
Di situ di jelaskan pula “baladewa  sudah turun di tubuh manusia atau reinkarnasi  pada orang pati. artinya sudah nitis di tubuh manusia . Tujuan baladewa nitis di tubuh manusia adalah untuk membenahi dan memperbaiki akal manusia yang rusak,”ungkapnya lebih dalam. Menurut keterangan Darwati, beliau sudah bertemu berkali kali dengan orang tersebut, Sesuai dengan keterangan Ir.Eyang Syuryo, Mbah Ngatmo, Ki Agus adalah orang yang sama.
Menurut darwati menambahkan,”pati adalah simbol kota seribu paranormal, di balik itu ada rahasia keyakinan/ ketuhanan terkuat dan tertinggi di dunia.   Beliau juga mendapatkan pesan  dari ibu ratu pantai selatan , “ untuk menyampaikan kepada   manusia yang saat ini sudah rusak akalnya dengan terbiasa perilaku sesuai dengan keinginan pribadi pada umumnya.  Pesan ibu ratu diantaranya adalah : ,”ikuti aturan manusia yang di amanatkan sesuai keghaiban di watu Payung Gunung kendeng, karena pantai selatan adalah bawahanya. Dan selalu ikuti peraturan Yang Maha Kuasa.
Dari ketiga nara sumber  yang di rilis, penulis  masih menggali informasi yang lebih dalam tentang dunia ghaib di lokasi watu payung. Dia adalah Mashadi kelahiran Gubug Purwodadi yang sekarang tinggal di Wonogiri tepatnya Dk gayam ds Pondok RT 02/01 Kec. Ngadirojo Jawa Tengah. Dalam dunia ghaib, dia lebih berpengalaman  dan banyak mengetahui hal-hal ghaib yang ia lalui.
Dari perjalanan Ki Mashadi mulai belajar keyakianan  umur 8 th, mendapat pesan dari kakeknya bahwa orang hidup itu harus mempunyai  keyakinan, kejujuran, sopan santun, dan membantu sesama orang lain. Berawal dari perlajanan Ki Mashadi menuju makam Demak Sunan kalijogo,  Sunan Gunungjati Cirebon, sunan sembung. Usai itu berlanjut  ke Jawa timur menuju ke makam sunan Ampel, Sunan Kanoman. Selesai itu berangkat ke Sukabumi  (Pangeran Cakrabuana), ke Pangeran Sapuregel di pelabuhan ratu Jawa barat. setelah itu ke Pangeran Bonang Bogor, ke Ramahulu Walangsungsang dan mbah Buyut Kuncung Sinantar, ke pangeran Ramasutas Jaya Upas, ke Raden Larat Cirebon, usai itu ke gunung kidul pantai selatan dan ibu Endang sari. Usai itu ke daerah Banten tepatnya di Ideng Sayengbaran, Uda damuwuyung, ke wali cina Randa kasiyan, kembali lagi ke daerah Sukabumi ke Nyai mas ratu Gandasari, Ki Gede bayalamu dan yang terakhir ke Prabu Siliwangi.
Selesai itu Ki Mashadi  merantau ke Jakarta. Dan selama di perantauan Ki Mashadi  mendapat petunjuk dari bisiskan ghaib,
Ghaib :  awakmu sowan neng pati wae ( kamu datang ke pati saja ).
Ki Mashadi: kulo teng pati teng gene sinten ( saya ke pati ketempat  siapa )
Ghaib : kowe engko reti dewe ( kamu nanti tahu sendiri ).
Setelah mendapat petunjuk ghaib, Ki mashadi menuju ke Pati bertemu dengan Mbah Mad desa Wotan Sukolilo Pati, untuk mendapatkan pemahaman tentang keyakinan atau ketuhanan di Watu Payung Pegunungan Kendeng.  Dalam ceritanya,  Mbah Mad memberikan pemahaman tentang adanya Dewa Dewi yang berada di Watu payung. Menurut KI mashadi menyampaikan bahwa, orang yang dimaksud dapat anugerah atau nitis itu yang membimbing selama puluhan tahun adalah Mbah Mad (Yi Mad ).
Dari pengalaman yang ia peroleh , kepada tim penulis mengatakan,” memang dunia ghaib itu ada bahkan lebih banyak dari pada dunia nyata. Termasuk pengalaman yang ia miliki ketika  melakukan meditasi di lokasi watu payung.  Menurut Ki Mashadi, lokasi watu payung ternyata punya kekuatan ghaib yang lebih besar dari yang pernah di kunjungi pada tempat lain sebagai media ritualisasi. Dari kekuatan ghaib yang di maksud adalah ia   bertemu dengan penghuni watu payung sama persis dengan yang dialami oleh Ir. Eyang Syuryo, dan Mbah Ngatmo serta nara sumber lainya.
Di kutip dari meditasi yang di lakukannya, Ki Mashadi bertemu dengan orang yang sedang duduk di kursi keemasan dan menyambut dengan anggukan kepala satu kali. Dalam meditasinya,  beliau melakukan dialog dengan penghuni ghaib yang belum di ketahui identitasnya. Dari wawancara yang dikutip penulis antara lain;
Ghaib    : kowe rene tujuanmu arep lapo….? (kamu kesini tujuanya untuk apa..?
Ki Mashadi  : arep ngerti asal usule di watu payung, opo sejatine kahanan watu payung sakbenere. Anak putune kepengin ngerti lan kenopo watu payung wis tersohor tekan endi endi, kok do ra ngerti asal usule..? (ingin tau asal usulnya di watu payung, apa sebenarnya keberadaan watu payung sudah tersohor dimana-mana  tidak tahu asal usulnya…?
Ghaib : o…ngono, yo tak jawab iki asal usul sakdurunge ono dunyo, nek kene sing paling enak golek pengayoman kui neng jagad iki pati (sari). sari patine bumi iku nek pati. (o…gitu, ya tak jawab ini asal usul semula sebelum ada dunia, disini yang paling enak mencari perlindungan itu di bumi pati (sari).
     Ghaib  : iki sejatine sing do moro ora kepengein ngerti. sing di goleki piandel/kekebalan. neng kene ora ngajari piandel tapi keyakinan. watu payung iki sejatine panggonan keyakinan  sing luweh duwur.( ini sebenarnya yang datang disini tidak ingin tahu yang sebanarnya, yang dicari kekebalan. Padahal disini tidak mengajarkan kekebalan tapi keyakinan atau kepercayaan. Dan batu payung ini adalah tempat keyakinan yang paling tingi).
Menurut Ki mashadi dari keyakinanya di sampikan bahwa, tidak boleh bertambang pabrik semen di pegunungan kendeng, pasalnya merusak lingkungan. Karena di situ terdapat sejarah leluhur tertua dijaman ribuan tahun. Logikanya, kalau terjadi penambang pabrik semen, masyarakat bisa bekerja, tetapi tidak sampai pada keturunanya. Dan kalau ada indikasi suap menyuap terkait oknum pemerintahan daerah maupun pusat, kalau dijinkan tingkat resikonya akan mengalami musibah sampai pada anak cucunya bagi yang menerima suap tersebut.  Dan bilamana tidak menjalankan sesuai perintah Yang Maha Kuasa akan sengsara.
Dari perjalanan  yang dilakukan oleh nara sumber menyangkut tentang kepahaman menuju kayakinan, hanya bertujuan untuk meyelamatkan keberadaan gunung kendeng  dari ancaman pihak manapun yang hanya untuk kepentingan sepihak.  Maka perlu di sikapi dan direnungkan bahwa keberadaan pegunungan kendeng menyimpan sebuah misteri yang terkuak dari beberapa sumber yang ahli dalam bidang spiritual. Sehingga menurut keyakinan dari nara sumber, keberadaan pegunungan kendeng harus di selamatkan dari hal apapun.  
Dan apabila pegunungan kendeng di hancurkan untuk bahan bangunan/diolah untuk bahan pabrik semen, akibatnya   akan merusak lingkungan dan penduduk setempat termasuk yang tinggal di pegunungan kendeng kususnya di watu payung. Terlepas benar atau tidaknya kita harus menjaga kelestarian pegunungan kendeng yang selama ini telah dianugerahkan Yang Maha Kuasa untuk dirawat dan di lestarikan agar meraih kedamaian dan ketentraman baik di alam nyata maupun di alam ghaibnya.  bersambung……(tim news metro/pati).

BACA JUGA  Hendak Mengantar  Teman Pulang, Tiga ABG Warga Desa Kayen Dikeroyok Sekelompok Pemuda Tak Dikenal  

Redaksi

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *