Oleh: Pelayan Gereja. Roy Kaligis: Di balik Pandemi Iman Kita di “Uji dan di Latih”
41 Views
NEWSMETRO.CO – Situasi pandemi covid 19 yang melanda di belahan dunia merupakan suatu peristiwa yang sangat tidak di sangka dan tak di inginkan bagi setiap manusia di muka bumi ini.
Pandemi covid 19, telah merubah tatanan hidup secara paksa bagi kehidupan sosial masyarakat. Pandemi Covid 19 telah banyak memakan korban jiwa di belahan dunia ini. Bahkan membuat kosentrasi pemerintah di setiap negara, harus mengambil langkah langkah kebijakan dalam mengatasi masalah sosial masyarakat.
Anggaran negara cukup besar terkuras dan terfokus dalam upaya mengantisipasi penyebaran virus covid 19 tersebut. Berbagai anjuran serta aturan yang barupun bermunculan di tengah kehidupan masyarakat.
Sungguh..!! Wabah virus ini telah mengubah secara paksa tatanan kehidupan sosial masyarakat. Dalam situasi pandemi, masyarakat di anjurkan agar menghindari atau meniadakan kegiatan yang menyebabkan terjadinya perkumpulan orang banyak. Karena potensi penyebaran covid 19 sangat rentan terjadi dalam perkumpulan orang banyak, bukan hanya perkumpulan yang biasanya kita lakukan dalam bersosialisasi, tetapi dalam hal perkumpulan peribadatanpun tidak dapat di lakukan di masa pandemi saat ini.
Lalu…?? Bagaimana tata cara ibadah umat Tuhan yang sudah terbiasa menjalankan ibadah di rumah-rumah peribadatan..?? Termasuk dalam kegiatan ibadah di gedung gereja.? Adakah itu masih saja di jalankan…?
Sudah tentu tidak lagi dapat di lakukan perkumpulan ibadah di gedung gereja dalam jumlah yang banyak orang. Dan ini telah di anjurkan oleh pemerintah di setiap daerah mengacu dalam surat maklumat Kapolri di masa pandemi.
Akankah ibadah di rumah membawa dampak kemerosotan tingkat keimanan kita kepada Tuhan…? Sekali kali tidak..!! Tutur Penatua Isdang Jemaat GPdI Alfa Omega perym Wawona Kawangkoan, Pnt. Roy Kaligis
“Pak Roy” sapaan akrabnya, adalah seorang hamba TUHAN dalam jemaat gereja GPDI ALFA OMEGA perum Wawona Kawangkoan, mengatakan; di masa pandemi saat ini, umat Tuhan hanya dapat melakukan beribadah di rumah, kalaupun ada ibadah di gereja itu hanya beberapa orang yang melakukan siaran ibadah secara live streaming. Dan ini tidak mengurangkan nilai dari ibadah itu sendiri.
Mari kita kembali melihat kisah para tokoh iman dalam Alkitab. Kita dapat berkaca bagaimana kelansungan hidup dari Daud sebelum ia di pilih Tuhan menjadi raja bagi bangsa Israel saat itu.
Perlu kita ketahui bersama bahwa dalam pengangkatan seorang raja untuk bangsa Israel, sudah tentu memiliki kriteria potensi untuk di angkat menjadi raja bagi bangsa Israel.
Daud di pandang layak menggantikan kedudukan Saul sebagai raja bagi bangsa Israel.
Pandangan Allah berbeda dengan apa yang dilihat oleh manusia.
Dalam kitab 1-Samuel 16:7 disana dikatakan bahwa ; Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ” Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang di lihat Allah; manusia melihat apa yang di depat mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Disini kita dapat penjelasan yang disampaikan oleh TUHAN sendiri secara tegas bahwa; penampilan luar bukan menjadi suatu tolak ukur dalam menentukan seseorang di pandang layak dalam menyandang suatu kepercayaan penugasan.
Terkadang kita melakukan sesuatu dengan pemahaman, bahwa apa yang kita lakukan suatu perbuatan yang bertujuan baik, akan mendapat pengakuan atau apresiasi dari orang lain.
Tetapi sesungguhnya yang kita lakukan itu tidak tertuju kepada TUHAN hanya suatu kamulflase di depan manusia, bahwa kita melakukan sesuatu itu, akan di anggap baik oleh manusia. Padahal sesungguhnya kita tidak dapat menyangkali diri kita sendiri bahwa kita sebenarnya melakukan yang di sebut baik itu tidak sepadan dengan ketulusan hati kita, karena dalam hati kita tidak tercipta suatu kesiapan melakukan apa yang di sebut baik itu.Disinilah perbedaan antara Saul dan Daud.
Daud melakukan sesuatu hal yang baik berdasarkan dari kedalaman hati yang dalam dan mempersembahkan perbuatan baik itu kepada TUHANnya.
Berbeda dengan Saul, Saul melakukan tugasnya sebagai raja banyak mempertimbangkan menurut suara hati dia, bukan berdasarkan suara hati atau perintah dari TUHAN. ( 1 Samuel 15:1-11 )
Kesamaan dari saul dan Daud adalah bahwa keduanya raja yang memiliki sumber urapan yang sama, yakni dari TUHAN. Dan keduanya di tugaskan pada posisi tugas yang sama yakni raja bangsa Israel. Namun perbedaan antara Raja Saul dan Raja Daud adalah masalah “hati.” Daud memiliki hati yang taat kepada perintah TUHAN.
Tetapi saul memiliki hati yang banyak menimbang-nimbang apa yang di perintahkan TUHAN.
Jadi intinya kita harus memiliki hati yang taat atas perintah TUHAN. Jika kita memiliki hati yang taat…sudah tentu kita memiliki hati yang mencintai TUHAN kita. Jika kita mencintai TUHAN pasti di mana saja kita akan tetap dapat berhubungan pribadi lepas pribadi dengan TUHAN, dimanapun kita berada, apapun aktifitas atau kesibukan kita, hati kita jangan sampai terpisahkan dengan hadirat TUHAN.
TUHAN yang kita sembah di dalam Anak-Nya Yesus Kristus tidak dapat di ukur atau di batasi oleh ruang dan tempat.
Sungguh Ia Maha hadir dalam setiap laku kita. Entah itu perlakuan baik ataupun buruk TUHAN maha hadir.
TUHAN maha hadir , sudah tentu tidak dapat mengurangi nilai iman percaya kita dalam beribadah di masa pandemi saat ini, yang hanya sebatas live streaming atau di rumah saja.
TUHAN melihat hati kita di manapun kita berada, amat terlebih ketika kita berseru memanggil nama-Nya.
Dalam situasi pandemi saat ini, kita yang beribadah hanya dari rumah saja, adalah suatu momentum di mana dikita dapat mengintrospeksi diri kita.
Rasul Paulus berkata kepada jemaat TUHAN yang di Roma. (Roma 12:1)
Bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan kepada Allah, menjadi persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepadanya, sebagai ibadah kita yang sejati.
Jika kita menjadikan tubuh kita sebagai persembahan dalam.bentuk ibadah yang sejati, berarti suatu persembahan yang di lakukan secara kontinyu setiap saat…live style kita…bukan hanya di tempat gedung ibadah, tetapi di mana saja.
Pandemi covid 19 saat ini, adalah waktu yang pas di mana TUHAN memberi kesempatan bagi umat-Nya untuk datang kepada-Nya secara pribadi, muka dengan muka.
Disinilah kita di latih untuk belajar menguji diri kita sendiri, sejauh mana hubungan kita dengan TUHAN secara pribadi.
Bukankah kita di ajarkan bahwa kita harus cakap dalam menguji setiap roh yang ada di hadapan kita. !??
Jadi mari kita sebagai umat yang percaya kepada kuasa TUHAN Yesus Kristus… di masa saat ini krisis secara global, kita dekatkan diri kita kepada TUHAN pribadi lepas pribadi, datang mencari dan menghampiri-Nya dalam hadirat-Nya. Agar kita mengambil bagian untuk bersama-sama dengan karya Roh Kudus-Nya,mendatangkan admosfir kuasa Sorgawi di muka bumi ini.
Sehingga dengan Kuasa itu, kita dapat menghalau setiap serangan panah api dari si jahat.
Mari sebagai umat yang percaya dan yang memiliki landasan iman kepada TUHAN YESUS KRISTUS, bersama -sama kita maju sebagai laskar-laskar iman. Percayalah bahwa TUHAN yang kita sembah di dalam nama YESUS KRISTUS adalah TUHAN yang hidup. Dia sanggup melakukan segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Amen…Haleluya…
* IMANUEL* Wartawan penulis.. Farly Bujung.