Komunitas Bunda Pati Berbagi Warung Nasi Baru, Dhuafa Bayar 1.000 Makan Sepuasnya
21 Views
PATI NEWS METRO.CO – Jumat (9/8/2019) pagi, Jalan-jalan menuju sebuah tempat yang di kerumuni oleh banyak orang yang hampir rata-rata berasal dari kaum dhuafa dan fakir miskin. Mereka sedang antri untuk makan sarapan pagi, membuat termangu sejenak untuk menyambangi di lokasi warung nasi tersebut.
Lintasan akhir terlihat ada sebuah menu makanan yang dikemas dalam bentuk piring plastik hijau berisi nasi, lalapan, dan lele goreng bertumpuk dalam etalase kaca sebuah gerobak berwarna hijau. Pada gerobak yang mangkal di pelataran Pasar Puri Kabupaten Pati itu, terpasang spanduk bertulisan mencolok: “Warung Nasi Baru Bayar Seribu untuk Kaum Dhuafa & Fakir Miskin; Bayar Rp 1.000,- Silakan Makan Sepuasnya”.

“Maka Pak? makan Bu? Ujar Ratih Wijayanti dan teman-temannya, pengelola Warung Nasi Baru, menawari setiap orang yang datang atau kebetulan lewat untuk makan di warung mereka. “Seribu, Pak. Uangnya silahkan dimasukkan ke dalam kardus,” ujar Ratih pada seseorang yang baru saja selesai makan. Dengan Rp 1.000, pengunjung warung nasi baru bukan hanya memperoleh nasi dan lauk. Mereka juga dipersilakan menikmati es buah serta aneka gorengan, buah, jajan pasar, kerupuk, dan air mineral yang ditata rapi di atas karpet yang digelar di depan dan belakang gerobak.
Saat ditanya siapa pemiliki warung tersebut, Ratih yang merupakan inisiator Komunitas Bunda Pati Berbagi, memberikan sedikit penjelasan bahwa warung baru ini merupakan milik komunitas filantropi berbasis media sosial dan beranggotakan para ibu yang mengelola Warung Nasi Baru,”jelas Ratih polos kepada media News Metro.co.
Lanjut Ratih, lapak makanan murah di Pasar Puri bagi kaum dhuafa ini dibuka setiap Jumat pagi. Jumat ini merupakan pekan kedua. Sebelum Komunitas Bunda Pati Berbagi berdiri sekira akhir Juni 2019, Ratih sendirian rutin membagikan makanan di kawasan Taman Stasiun Puri setiap Jumat,”akunya.
“Kemudian, seorang kawan saya yang ada di Hongkong atau Taiwan bergabung kemudian ada yang namanya Endang Puji, dia ini aktivis, ikut banyak komunitas. Dia share postingan saya ke banyak grup, sampai unggahan saya dilihat hampir 10 ribu orang. Jumat lalu, pada pekan perdana, Ratih dan kawan-kawannya menyediakan 250 porsi makanan yang habis hanya dalam 1,5 jam. ,” ujarnya
Menurutnya, banyak di antara pengunjungnya yang berprofesi sebagai tukang parkir, tukang becak, sopir angkot, dan bakul pasar, belum sarapan ketika berangkat kerja. “Mereka tunggu dapat uang dulu hari itu, baru bisa makan. Ini hal yang kedengarannya sepele, tapi makan pagi bisa meningkatkan semangat bekerja. Sementara ini kami buka pukul 9 pagi, ke depan kami usahakan buka lebih pagi di jam sarapan,” ungkapnya.
Ratih mengatakan, meski fokus pada kaum dhuafa, pihaknya tidak menyaring pengunjung. Siapa pun yang datang, ia persilakan makan dengan membayar seribu. Saat ini, pihaknya butuh dukungan berbagai pihak untuk mewujudkan rencananya ke depan, yakni membuka warung murah setiap hari, bukan hanya sepekan sekali. Ia juga ingin melebarkan sayap ke kegiatan sosial lainnya.
Saat di sambangi Gunawi (60), pengemudi angkot jurusan Pati-Tlogowungu, mengaku terbantu dengan adanya Warung Nasi Baru ini. Menurutnya, meski ia memasukkan uang Rp 1.000 ke dalam kardus yang disediakan, makan paginya ini bisa dibilang gratis. “Seribu itu apalah artinya. Sebagai contoh harga satu bakwan saja seribu kok..? dan Saya berterima kasih pada yang memberi makan, apalagi sekarang ini cari penumpang sulit,” ungkapnya pada News Metro.co..
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pasar Puri Kartono mengatakan, ia mendukung kegiatan Ratih dan kawan-kawan membantu masyarakat kurang mampu. “Sebelum membuka ini, mereka sudah izin pada kami. Kami fasilitasi tempat tanpa kami tarik retribusi. Sebab ini betul-betul untuk kegiatan sosial. Kami harap kegiatan ini bisa dilestarikan,” tandasnya. (tim NM/Pati)