Total 44 Desa Mengikuti Seleksi Pengisian Perangkat di Kudus, 16 Desa Mundur
18 Views
KUDUS NEWS METRO.CO – Sebanyak 44 Desa dengan jumlah 1.394 pendaftar mengikuti ujian menggunakan Computer Assisted Tes (CAT) untuk seleksi pengisian perangkat desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Meskipun sebelumnya beredar informasi sejumlah desa menghentikan tahapan pengisian perangkat desa. Pelaksanaan tes (CAT) tersebut, dipusatkan di GOR Bung Karno Kudus dengan dilakukan secara bertahap. Kamis 01/08/2019.
Menurut Ketua Tim Kerja Sama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed Hariyadi di Kudus, peserta tes CAT sebanyak 1.394 tersebut dibagi menjadi tujuh sesi pelaksanaan tes untuk disesuaikan dengan jumlah peralatannya.
Untuk tahap pertama, terdapat 350 peserta yang mengikuti tes seleksi pengisian perangkat desa. Ia memperkirakan pelaksanaan tes CAT akan berakhir pukul 18.00 WIB sehingga jumlah peserta yang hadir dalam tes juga akan diketahui setelah pelaksanaan tes berakhir.
Di sisi lain dari 60 desa tersebut yang terdaftar untuk mengikuti seleksi ada 16 desa di Kabupaten Kudus, mengundurkan diri tidak mengikuti ujian pengisian perangkat desa. Panitia juga tidak mengetahui alasan pasti 16 desa yang mengundurkan diri tersebut. Karena tidak ada pemberitahuan secara resmi hingga pelaksanaan. Salah satu alasan menunda tes pengisian perangkat desa untuk menjaga kondusifitas desa karena sempat ada kekhawatiran terjadinya kebocoran tes tersebut sehingga beberapa desa pun kemudian menundanya.
Total hanya 44 desa yang mengikuti tes ujian perangkat dengan Computer Assisted Test (CAT), digelar di GOR Bung Karno, Kudus, (1/8/2019). Total peserta yang mengikuti ujian ada 1.394 orang yang berasal dari tujuh kecamatan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kudus Adi Sadhono Murwanto menjelaskan, ada 16 desa yang mengundurkan diri dari ujian pengisian perangkat. Sebanyak 44 desa yang ikut ujian saat ini.
“Dari 60 desa, ada 16 desa yang menunda pengisian perangkat desa,” kata Adi saat di mintai keterangan Media Kamis (1/8/2019). Ia menjelaskan sebanyak 16 desa itu yakni 5 desa di Kecamatan Gebog, 2 desa di Kecamatan Undaan yakni Lambangan dan Medini, 3 desa di Kecamatan Mejobo dan 6 desa di Kecamatan Dawe,”ujarnya.
Menurut Adi, “pihaknya tetap siap memfasilitasi bila desa yang mundur itu atau yang bers”Desa itu menyatakan mundur beberapa hari sebelum penyelenggaraan tes CAT. Sebelum pelaksanaan ini mereka sudah ambil sikap. “Mereka sudah ambil sikap menghentikan proses pengisian perangkat. Untuk pengisian perangkat ini merupakan wewenang pemerintah desa. “Jadi kami di kabupaten hanya sebatas memfasilitasi saja,” terang Adi.
Camat Mejobo Harso Widodo mengatakan,“ada tiga desa di Kecamatannya yang menunda pengisian perangkat desa yakni Mejobo, Jojo dan Hadiwarno. Alasan tiga desa melakukan penundaan pengisian perangkat desa lebih kepada menjaga kondusifitas wilayah.
“Kondusifitas wilayah saja, artinya kemarin ada himbauan wabup, DPRD, agar hati-hati. Kita ikuti saja hal-hal kebijakan pemerintah daerah. Walaupun pengisian perangkat desa wewenang desa, kita harus hati-hati kita ambil sisi positifnya,” ujar Harso.
Saat dimintai keterangan terkait desa yang tidak ikut di wilayahnya juga dampak rumor dugaan jual beli jabatan? “Harso menjelaskan, “salah satunya itu muncul rumor dugaan jual beli jabatan. Daripada menjadi rumor yang jelek bagi kades, lebih baik nanti setelah pilkades,” terang dia.
Karenanya desa yang tidak ikut pengisian perangkat baru akan mengisi perangkat nanti setelah pilkades. Diketahui, kades sekarang akan berakhir 17 Desember 2019. “Besok kita agendakan lagi dengan momen yang lebih tepat, lebih transparan, lebih terbuka, dan mudaha-mudahan bisa lebih baik,” ungkap dia.
Sementara itu Ketua Kerjasama Pusat Pengembangan Perdesaan dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Jenderal Sudirman (Unsud) Haryadi, di GOR Bung Karno Kudus menjelaskan,” pihaknya tidak mendapat pemberitahuan mengenai adanya 16 desa yang menunda ikut seleksi perangkat desa.
“Kami tidak mendapat pemberitahuan ada desa yang menunda seleksi perangkat desa,” kata Hariyadi. Menurut dia, kalau ada yang tidak ikut hendaknya ada pemberitahuan dan kesepakatan kedua belah pihak. “Harus ada kesepakatan dua belah pihak,” tambah dia.
Dia menerangkan saat simulasi CAT kemarin, kehadiran peserta pengisi perangkat desa mencapai 70-75 persen. Adapun dari catatan penyelenggara, total peserta ada 1.394 orang. Tes yang berlangsung hingga sore hari nanti, sudah akan diketahui hasilnya.
“Setelah peserta selesai mengerjakan, bisa langsung mengetahui hasil tesnya karena langsung ditempel di papan pengumuman. Peserta mendapatkan kesempatan menyelesaikan 100 soal dengan durasi waktu selama satu jam. Materi soal yang diberikan, yakni terkait pengetahuan umum, peraturan perundang-undangan, dan soal tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat desa sesuai lowongan kerja yang diinginkan.
Terkait isu bahwa pelaksanaan tes CAT diduga ada kecurangan, dia menegaskan, dalam pelaksanaannya tidak ada pengaturan soal dan teknologi yang disiapkan juga tidak memungkinkan upaya pengaturan tersebut. “Kami pastikan pelaksanaannya bersih dari kecurangan,” ujarnya.
Hasil tes CAT, langsung diberikan kepada panitia desa yang menyelenggarakan pengisian perangkat desa. Terkait adanya sejumlah desa yang mundur atau tidak melanjutkan tahapan pengisian perangkat desa, dia mengaku, tidak mengetahui hal itu karena hingga sekarang belum ada konfirmasi dari pihak desa terkait itu. (tim NM/Kudus)