Bursa Tosan Aji Diharapkan Bisa Jadi Media Edukasi Soal Keris
19 Views
PATI NEWS METRO.CO – Dalam rangka menyongsong jelang peringatan Hari Jadi ke 696 Kabupaten Pati, Kanigoro Pati bekerjasama dengan Pemkab Pati menyelenggarakan pameran dan bursa Tosan Aji 2019 tempat di Gedung Juang Pati, yang dihadiri oleh Bupati Pati Haryanto dan wabup, Forkopimda serta para OPD. Jumat (2/7/2019).
Dalam sambutanya Bupati menyampaikan,”pameran ini memang sebagai media edukasi ke masyarakat bahwa keris itu seni dan budaya. “Ada masyarakat yang beranggapan bahwa memiliki keris itu adalah syirik, anggapan itu tidak benar. Sebab, keris untuk kesyirikan dan keris yang dipamerkan disini itu penggunaannya berbeda,” jelas Bupati.
“Oleh karena itu, ia merespon baik penyelenggaraan kegiatan pameran ini. Sebab, dengan ditampilkannya ribuan keris ini, masyarakat akan mengetahui berbagai jenis, macam dan manfaat keris itu sendiri. Mungkin saja dari berbagai keris yang dipamerkan, ada yang memang asli buatan dari para leluhur, ada juga yang replika. Misal keris rambut pinutung, kuluk kanigoro itu adalah pamor atau hiasan pada bilahnya berupa potongan rambut,”ujarnya.
Dengan adanya pameran ini, lanjut Bupati, pihaknya jadi mengetahui meskipun tidak terlalu mendalam. “Kalau raja-raja zaman dulu, sudah pasti mempunyai keris, yang manfaatannya tidak kasat mata. Sedangkan para kepala daerah pun mempunyai, yaitu untuk memimpin daerahnya masing – masing, meskipun memang tidak disebarluaskan”, imbuhnya.
Semua itu menurut Bupati merupakan bentuk kerahasiaan, sebab tidak mungkin hal semacam itu diberitahukan secara gamblang kepada masyarakat umum.
Ketua Panitia Penyelenggara Kanigoro Pati, Arifin mengatakan bahwa acara dengan tema “Gugah Keris Pati ini” bertujuan memperkenalkan budaya Tosan Aji kepada masyarakat agar masyarakat mengerti dan memahami seperti apa Tosan Aji. “Selain itu, agar masyarakat tidak memiliki persepsi negatif terkait dengan keris. Bahwa sebenarnya keris itu logis dan nalar”, ujarnya.
Ia menyebut, pemahaman yang diberikan kepada masyarakat ialah keris itu sesuatu yang tidak menakutkan, seni, tradisi, falsafat serta simbolisme. “Bahkan, menegaskan bahwa keris mendapat pengakuan dari PBB dan UNESCO, tidak ada di negara lain”, pungkas Arifin. (tim NM/Pati).